Empat Pemain Naturalisasi Tak Akan Bunuh Mimpi Jutaan Anak Indonesia

By ommed


nusakini.com - Timnas Indonesia akan diperkuat beberapa pemain keturunan, sebagaimana dokumen alih kewarganegaraan mereka sudah mulai diurus oleh PSSI dan akan diserahkan kepada negara. Hasani Abdulgani selaku anggota Komite Eksekuif (Exco) ditugaskan untuk menjalani hal itu.

Hasani menjelaskan bagaimana ihwal akhirnya Shin Tae-yong ingin timnas Indonesia diperkuat beberapa pemain keturunan. Padahal, menurut Hasani, awalnya pelatih asal Korea Selatan itu tidak punya rencana untuk merekrut pemain keturunan di timnas.

"Saya melihat pola kerja Shin Tae-yong. Di awal dia tidak pernah minta soal pemain keturunan. Tapi, setelah dia lihat materi yang ada, dan desakan dari publik, termasuk dari federasi," buka Hasani dalam wawancaranya.

"Karena terkaji dalam kontraknya minimum dia bisa membawa Indonesia juara di kawasan Asia, apakah itu juara AFF, atau SEA Games, dalam durasi masa kontrak dia, maka dia membutuhkan pemain tambahan," imbuh Hasani.

Sejauh ini ada empat pemain keturunan yang dokumennya tengah diurus PSSI. Mereka adalah Sandy Walsh, Mees Hilgers, Jordi Amat, dan Ragnar Oratmangoen. Keempat pemain ini diyakini memang sesuai kebutuhan dan standar yang dimau oleh Shin Tae-yong.

"Pemain tambahan itu, yang dia pantau dari sekian banyak masuk, kenapa ini dipilih? Orang mengatakan butuh striker, butuh pemain tengah, dia tidak menyarankan. Dia scout sendiri, dan pemain setelah dia masukin, saya saksi hidup, dia telefon sendiri," jelas Hasani.

"Berarti kan bukan pemain kacangan, pasti skill-nya di atas pemain kita, itu yang kita butuhkan. Bukan keturunan dari luar, tapi skill-nya sama kaya pemain kita, itu kan ada juga!" tegasnya menambahkan.

Menurut Hasani, tidak perlu ada pro-kontra terkait pemain naturalisasi atau pun keturunan. Tentu saja, pemain asli Indonesia tetap punya kesempatan lebih menjadi bagian Merah-Putih. "Ada orang khawatir pemain keturunan segala macam, kan empat orang ini tidak membunuh jutaan anak-anak Indonesia. Empat-lima orang kan tidak membunuh mimpi jutaan anak Indonesia." (gi/om)